“ MANUSIA DAN LINGKUNGAN ”
MAKALAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas ISBD
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga, makalah yang bertemakan Manusia dan Lingkungan ini dapat
diselesaikan dengan baik. Selanjutnya penulis sampaikan shalawat serta salam
semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, pada keluarganya,
sahabatnya, dan kita sebagai umatnya.
Makalah ini bertemakan tentang “Manusia dan Lingkungan”
secara khusus mendeskripsikan tentang hakikat manusia sebagai subjek dan objek
lingkungan, pandangan manusia terhadap
lingkungan, pengaruh timbal balik antara kondisi lingkungan alam dan lingkungan
sosial budaya, masalah demografi dan pertumbuhan penduduk di Indonesia,
kuantitas dan kualitas penduduk serta problematika pembangunan. Makalah ini
disusun sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar sebagai
pengetahuan untuk kita semua dan sebagai langkah untuk menyadari betapa eratnya
hubungan antara manusia dan lingkungan.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dra. Hj. Fauzul
Asni SJ, sebagai dosen dalam mata kuliah ISBD yang telah banyak memberikan petunjuk
dalam pembuatan makalah ini, Selanjutnya kepada orang tua dan teman-teman yang
telah memberikan dukungan materil maupun moril.
Penulis menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari
sempurna, tetapi mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dalam
mencari ilmu dan untuk para pembaca semua dalam menambah pengetahuan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan makalah
ini.
Padang, November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ...................................................................................................... . i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
1
A.
Latar
Belakang
.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah
...............................................................................................
2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
D.
Fungsi
Penulisan .................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4
A.
Hakekat
manusia sebagai subjek dan objek lingkungan ..................................... 5
B.
Manusia
terhadap lingkungan
............................................................................. 6
C.
Pengaruh
timbal balik antara kondisi lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya
................................................................................................................. 7
D.
Masalah
demografi dan pertumbuhan penduduk di Indonesia
........................... 10
E.
Kuantitas
dan kualitas penduduk dalam hubungannya dengan kesejahteraan hidup manusia
............................................................................................................... 13
F.
Problematika
pembangunan lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam pada masyarakat yang
beradab .................................................................................... 19
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 25
A.
Kesimpulan
.........................................................................................................
25
B.
Saran
................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................... 26
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemajuan ilmu dan teknologi telah
banyak membawa sisi positif bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan
kemajuan ilmu dan teknologi, manusia dapat mengakses informasi dengan cepat
dari berbagai belahan dunia terutama mengenai keadaan alam dan lingkungan. Akan
tetapi hal ini juga membawa sisi negatif bagi kelangsungan hidup manusia.
Kemajuan ini menimbulkan banyak resiko terhadap ancaman eksistensi atau
keberadaan manusia sebagai organisme hidup. Produk-produk industry akan dibarengi
dengan hasil sampingan yang bisa merusak kualitas lingkungan hidup manusia seperti halnya
pembuangan limbah pabrik ke sungai-sungai. Inilah sebabnya maka dalam dunia
modern seperti sekarang ini manusia harusnya menjadi semakin sadar akan masalah lingkungan hidup mereka. Bumi ini
adalah satu-satunya planet yang dihuni oleh manusia. Dan bumi ini tidak bertambah luas.
Sedangkan manusia yang menghuninya semakin bertambah.
Pertambahan penduduk yang begitu
besar memberi tekanan pada sumber daya alam. Apabila tidak ada hutan yang mampu meningkatkan
persediaan sumber alam, maka penduduk bumi kita menghadapi masalah besar. Karena
itulah usaha melestarikan sumber daya alam sangat penting. Di samping masalah
penyediaan sumber alam yang semakin langka, dunia juga dihadapkan pada
merosotnya kualitas alam lingkungan bumi kita. Pembangunan yang sudah berjalan
pesat di banyak negara maju telah menghasilkan pula produk sampingan berupa
pencemaran dan pengotoran lingkungan. Di beberapa negara maju pencemaran lingkungan
telah mencapai titik bahaya yang mencekik kehidupan manusia itu sendiri. Banyak
usaha yang dilakukan
sehubungan dengan problematika lingkungan ini. Seminar-seminar baik bersifat
nasional bahkan internasional sudah sering diadakan untuk membahas kemerosotan
kualitas lingkungan hidup manusia. Penelitian dan pendidikan serta penerangan
tentang kesadaran lingkungan telah pula berkali-kali dilakukan. Maka salah satu usaha untuk
memberikan sumbangan ke arah itulah makalah ini kemudian ditulis, yakni
menguraikan dan menggambarkan secara ringkas beberapa konsepsi tentang manusia
dan lingkungan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulisan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apa hakekat manusia sebagai subyek lingkungan dan obyek
lingkungan?
2. Bagaimanakah pandangan manusia
terhadap lingkungan ?
3. Apa pengaruh timbal-balik antara
kondisi lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya ?
4. Apa yang dimaksud dengan demografi
di Indonesia dan apa saja permasalahan demografi di Indonesia ?
5. Bagaimana pertumbuhan penduduk di
Indonesia dan apa permasalahan pertumbuhan penduduk di Indonesia ?
6. Apa hubungan kuantitas dan kualitas
penduduk dengan kesejahteraan hidup manusia?
7. Apa problematika pembangunan
lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam pada masyarakat beradab?
8. Apa saja upaya masyarakat yang
beradab untuk mengatasi masalah pembangunan lingkungan tersebut ?
C.
Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk mendeskripsikan
tentang :
Ø Hakekat Manusia
sebagai subyek dan obyek lingkungan.
Ø Pandangan
manusia terhadap lingkungan.
Ø Pengaruh timbal
balik antara kondisi lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya.
Ø Masalah
demografi dan pertumbuhan penduduk di indonesia.
Ø Kuantitas dan
kualitas penduduk dalam hubungannya dengan kesejahteraan hidup manusia.
Ø Problematika
pembangunan lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam pada masyarakat yang
beradab.
Serta penulisan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas
mata kuliah “Ilmu Sosial Budaya Dasar”.
D.
Fungsi
Makalah ini berfungsi sebagai bukti hasil
kerja kelompok kami dan sebagai bahan presentase dalam diskusi kelompok pada
proses pembelajaran mata kuliah “Ilmu Sosial Budaya Dasar”.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengantar
Hubungan antara individu dengan
lingkungannya merupakan hubungan yang saling timbal balik, yaitu lingkungan
dapat mempengaruhi individu dan sebaliknya individu juga dapat mempengaruhi
lingkungan.
Selanjutnya untuk mengetahui lebih dalam pembahasan mengenai Manusia
dan lingkungan,
berikut kami jelaskan agar dapat kita ketahui dan pahami bersama.
·
Pengertian
Manusia
Manusia adalah
makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk
kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati,
dan seterusnya serta berinteraksi dengan alam dan lingkungan baik itu secara
positif maupun negatif.
·
Pengertian
Lingkungan
Lingkungan adalah suatu media dimana
makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta
fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal-balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang
lebih kompleks dan riil.
Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1982, lingkungan hidup
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Berdasarkan pengertian tersebut, lingkungan hidup tersusun dari berbagai unsur
yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu unsur biotik, abiotik, dan sosial
budaya.
1. Unsur Biotik
Unsur biotik adalah unsur-unsur makhluk hidup atau benda
yang dapat menunjukkan ciri-ciri kehidupan, seperti bernapas, memerlukan
makanan, tumbuh, dan berkembang biak. Unsur biotik terdiri atas manusia, hewan,
dan tumbuh-tumbuhan. Secara umum, unsur biotik meliputi produsen, konsumen, dan
pengurai.
a. Produsen, yaitu organisme yang dapat
membuat makanan sendiri dari bahan anorganik sederhana. Produsen pada umumnya
adalah tumbuhan hijau yang dapat membentuk bahan makanan (zat organik) melalui
fotosintesis.
b. Konsumen, yaitu organisme yang tidak
mampu membuat makanan sendiri. Konsumen terdiri atas hewan dan manusia.
Konsumen memperoleh makanan dari organisme lain, baik hewan maupun tumbuhan.
c. Pengurai atau perombak (dekomposer),
yaitu organisme yang mampu menguraikan bahan organik yang berasal dari
organisme mati. Pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan
melepas bahan-bahan yang sederhana yang dapat dipakai oleh produsen. Pengurai
terdiri atas bakteri dan jamur.
2. Unsur Abiotik
Unsur abiotik adalah unsur-unsur alam berupa benda mati yang
dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Termasuk unsur abiotik adalah tanah,
air, cuaca, angin, sinar matahari, dan berbagai bentuk bentang lahan.
3. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya merupakan bentuk penggabungan antara
cipta, rasa, dan karsa manusia yang disesuaikan atau dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan alam setempat. Termasuk unsur sosial budaya adalah adat istiadat
serta berbagai hasil penemuan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
A.
Hakekat Manusia Sebagai Subyek dan Obyek Lingkungan
Hakekat manusia sebagai subjek lingkungan adalah makhluk
yang berperan untuk mengelola dan merawat lingkungan. Makhluk yang memiliki
tenaga yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial. Individu yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang
positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati.
Hakekat manusia sebagai objek lingkungan adalah makhluk yang
dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang yang tidak akan pernah
selesai (tuntas) selama hidupnya. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk
yang mengandung kemungkinan baik dan jahat. Individu yang sangat dipengaruhi
oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang
sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
B.
Manusia Terhadap Lingkungan
Makhluk hidup tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya.
Lingkungan bersifat mendukung atau menyokong kehidupan makhluk hidup, namun
perlu diingat bahwa tidak semua lingkungan di muka bumi ini memiliki keadaan
yang ideal untuk kehidupan makhluk hidup. Dalam hal ini, makhluk hidup yang
bersangkutan harus dapat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan kondisi
lingkungannya. Khusus bagi manusia, adaptasi yang dilakukan terhadap
lingkungannya akan menghasilkan berbagai bentuk hasil interaksi yang disebut
dengan budaya. Budaya-budaya tersebut, antara lain, berupa bentuk rumah, model
pakaian, pola mata pencaharian, dan pola kehidupan hariannya.
Dengan kemampuan yang dimilikinya, manusia tidak hanya dapat
menyesuaikan diri. Manusia juga dapat memanfaatkan potensi lingkungan untuk
lebih mengembangkan kualitas kehidupannya. Bagi manusia, selain sebagai tempat
tinggalnya, lingkungan hidup juga dapat dimanfaatkan sebagai :
1. Media penghasil bahan kebutuhan
pokok (sandang, pangan, dan papan)
2. Wahana bersosialisasi dan
berinteraksi dengan makhluk hidup atau manusia lainnya
3. Sumber energy
4. Sumber bahan mineral yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung kelangsungan hidup manusia
5. Media ekosistem dan pelestarian
flora dan fauna serta sumber alam lain yang dapat dilindungi untuk
dilestarikan.
C.
Pengaruh Timbal Balik Antara Kondisi Lingkungan Alam Dan
Lingkungan Sosial Budaya
- Lingkungan Alam
Lingkungan alam yaitu meliputi keadaan tanah, iklim, musim,
dan sebagainya. Perbedaan lingkungan alam dimana individu berada akan
memberikan perbedaan pengaruh terhadap perkembangan individu, misalnya daerah
pantai pegunungan ataupun pedalaman akan memberikan pengaruh berbeda kepada
individu yang tinggal
disana,
begitu pula dengan daerah dua musim, atau empat musim akan memberikan pengaruh
berbeda pula pada individu yang tinggal
disana.
Menurut para ahli, bumi yang kita huni sudah tidak
senyaman dahulu. Suhu di permukaan bumi semakin meningkat. Akibatnya permukaan
air laut naik karena melelehnya es di bagian kutub bumi. Hutan sebagai
penyangga air diganti dengan hutan beton. Akibatnya, banjir melanda di berbagai
daerah tidak hanya di kota besar saja tapi sudah merembet ke kota-kota kecil.
Keadaan tersebut hanyalah sebagian kecil dari kondisi lingkungan saat ini.
Sebenarnya banyak yang terjadi pada lingkungan di sekitar kita. Kondisi
lingkungan sekarang ini harus benar-benar diperhatikan karena semakin parah
tingkat kerusakannya.
Dalam memanfaatkan alam, manusia terkadang tidak
memerhatikan dampak yang akan ditimbulkan. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan
yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia, antara lain, meliputi hal-hal berikut
ini :
a.
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran disebut juga dengan
polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan pencemar (polutan) yang dapat
mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan pencemar tersebut pada umumnya
merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam pembangunan. Berdasarkan
jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat :
1.
Pencemaran udara
Disebabkan oleh asap sisa hasil
pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu bara) yang ditimbulkan
oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin pesawat terbang
atau roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara, antara lain,
berkurangnya kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan
bila bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak
dan mencemari air, tanah, atau tumbuhan.
2.
Pencemaran tanah
Disebabkan karena sampah plastik
ataupun sampah anorganik lain yang tidak dapat diuraikan di dalam tanah.
Pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh penggunaan pupuk atau obat-obatan
kimia yang digunakan secara berlebihan dalam pertanian, sehingga tanah
kelebihan zat-zat tertentu yang justru dapat menjadi racun bagi tanaman.
Dampaknya adalah semakin berkurangnya tingkat kesuburan tanah sehingga lambat
laun tanah tersebut akan menjadi tanah kritis yang tidak dapat diolah atau
dimanfaatkan.
3.
Pencemaran air
Terjadi karena
masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat diuraikan dalam air, seperti
deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia lainnya, selain itu,
tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan sampah juga dapat menimbulkan polusi
atau pencemaran. Dampak
yang ditimbulkan dari pencemaran air adalah rusaknya ekosistem perairan,
seperti sungai, danau atau waduk, tercemarnya air tanah, air permukaan, dan air
laut.
4.
Pencemaran suara
Tingkat kebisingan yang sangat
mengganggu kehidupan manusia. Pencemaran suara dapat ditimbulkan dari suara kendaraan
bermotor, mesin kereta api, mesin jet pesawat, mesin-mesin pabrik, dan
instrumen musik. Dampak pencemaran suara menimbulkan efek psikologis dan
kesehatan bagi manusia, antara lain, meningkatkan detak jantung, penurunan
pendengaran karena kebisingan (noise induced hearing damaged), susah tidur,
meningkatkan tekanan darah, dan dapat menimbulkan stres.
b. Degradasi Lahan
Degradasi lahan adalah proses
berkurangnya daya dukung lahan terhadap kehidupan. Degradasi lahan merupakan
bentuk kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang
tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan. Bentuk degradasi lahan :
1. Lahan kritis dapat terjadi karena
praktik ladang berpindah ataupun karena eksploitasi penambangan yang
besar-besaran.
2. Rusaknya ekosistem laut terjadi
karena bentuk eksploitasi hasil-hasil laut secara besar-besaran, misalnya
menangkap ikan dengan menggunakan jala pukat, penggunaan bom, atau menggunakan
racun untuk menangkap ikan atau terumbu karang. Rusaknya terumbu karang berarti
rusaknya habitat ikan, sehingga kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu
daerah dapat berkurang.
3. Kerusakan hutan pada umumnya terjadi
karena ulah manusia, antara lain, karena penebangan pohon secara besar-besaran,
kebakaran hutan, dan praktik peladangan berpindah. Kerugian yang ditimbulkan
dari kerusakan hutan, misalnya punahnya habitat hewan dan tumbuhan, keringnya
mata air, serta dapat menimbulkan bahaya banjir dan tanah longsor.
- Lingkungan Sosial Budaya
Lingkungan sosial yaitu merupakan lingkungan masyarakat
dimana terjadi interaksi antara individu yang satu dengan yang lainnya. Kondisi
masyarakat ini akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan individu.
Lingkungan sosial dapat dibedakan :
1. Lingkungan sosial primer
Lingkungan sosial primer adalah lingkungan sosial dimana
terdapat hubungan yang erat antara anggota yang satu dengan anggota yang lain,
antar anggota saling mengenal dengan baik, dan memiliki hubungan yang erat.
Sehingga pengaruh lingkungan sosial primer ini akan lebih kuat.
2. Lingkungan sosial sekunder
Lingkungan sosial sekunder adalah lingkungan sosial dimana
hubungan antara anggota yang satu dengan anggota yang lain agak longgar. Pada
umumnya antar anggota kurang atau tidak saling kenal dengan baik. Karena itu
pengaruh lingkungan sosial sekunder ini tidak kuat.
- Pengaruh Timbal-balik Antara Kondisi Lingkungan Alam dan Lingkungan Sosial Budaya.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama
bahwa lingkungan alam sangat berpengaruh sekali terhadap lingkungan sosial
budaya, yang mana lingkungan tempat kita tinggal akan membentuk watak serta
budaya kita begitu juga sebaliknya kebudayaan pada suatu tempat juga akan
berpengaruh kepada lingkungan alam. Misalnya: orang yang tinggal di tepi laut memiliki sifat
yang keras dan suara yang keras, karena dipengaruhi oleh keadaan laut yang
bising. Contoh lain, manusia yang hidup di daerah dingin seperti di kutub harus
mengenakan pakaian yang tebal agar dapat bertahan di hawa dingin; hewan onta
mempunyai kemampuan tidak minum selama berhari-hari, hal ini disesuaikan dengan
kondisi lingkungan hidup onta, yaitu di padang pasir yang sulit menemukan air;
beberapa jenis tumbuhan menggugurkan daunnya saat musim kemarau agar dapat
mengurangi penguapan, sehingga pohon tersebut tidak mati karena kekurangan air.
Hal-hal tersebut merupakan bentuk adaptasi makhluk hidup terhadap kondisi
lingkungan yang beragam di muka bumi.
- Masalah Demografi Dan Pertumbuhan Penduduk Di Indonesia
- Demografi di Indonesia dan Permasalahannya
Demografi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos artinya
rakyat, dan grafein artinya menulis. Demografi artinya tulisan tentang
rakyat/penduduk (ilmu kependudukan). Jadi demografi adalah ilmu yang mempelajari
secara statistik dan mathematik tentang besar komposisi dan distribusi penduduk
dan perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui kelahiran (fertalitas),
kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Aneka persoalan demografi di Indonesia
adalah Tingginya jumlah penduduk, pengangguran, penyebaran penduduk yang tidak
merata dan lainnya.
Masalah demografi
di Indonesia, terpusatnya jumlah penduduk Indonesia di Pulau Jawa yang luasnya
hanya 6,9 persen dari luas keseluruhan daratan negara Indonesia dengan penduduk
lebih dari 107 juta jiwa tinggal di daerah dengan luas sebesar New York. Dalam
waktu yang relatif singkat ini, populasi masyarakat Indonesia telah berlipat
dua kali lebih banyak yakni dari 97,02 juta jiwa hasil pada Sensus 1961,
menjadi 201,242 juta jiwa pada Sensus 2000.
Selain masalah
terpusatnya jumlah penduduk Indonesia di Pulau Jawa, persoalan pengangguran memang
menjadi problem yang belum tuntas hingga sekarang. Berdasarkan
data Sensus Ketenagakerjaan Nasional (Sakemas) 2008, angka pengangguran
mencapai 9,43 juta jiwa atau 8,46 persen. Ironisnya setiap tahun terjadi
pertumbuhan angkatan kerja, yaitu ada 2,5 juta angkatan kerja baru dari lulusan
sekolah dan perguruan tinggi.
Penyebaran
penduduk yang tidak merata juga menjadi masalah. Di satu sisi, Pulau Jawa mengalami
kepadatan yang luar biasa, sedangkan di sisi lainnya banyak pulau yang
penduduknya relatif jarang. Jika dihitung kepadatan
Pulau Jawa pada Sensus Penduduk 2000 sudah sangat padat. Kepadatan di pulau
Jawa telah mencapai 870 jiwa per km persegi sedangkan di luar Pulau lawa
kepadatannya baru mencapai 47 jiwa per km persegi. Pada Sensus 1961 hingga
2000, penduduk Jawa mengalami penurunan dari 64,9 persen menjadi 59,3 persen.
Namun penurunan ini tidaklah terlalu banyak dalam rangka mendukung pemerataan
pembangunan.
- Pertumbuhan Penduduk di Indonesia dan Permasalahannya
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi
sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam
sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran.
Pertumbuhan
penduduk di suatu daerah/negara disebabkan oleh faktor-faktor :
1. Angka kelahiran ( Natalitas)
2. Angka kematian (Mortalitas)
3. Migrasi masuk (imigrasi) yaitu
masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination)
4. Migrasi keluar (emigrasi) yaitu
perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin)
Permasalahan pertumbuhan penduduk di Indonesia adalah
rata-rata laju pertumbuhan penduduk di Indonesia masih cukup tinggi. Indonesia
harus mengerem laju pertumbuhan penduduk. Saat ini laju pertumbuhan penduduk
Indonesia yakni 2,6 juta jiwa per tahun. Jika ini tidak diatasi, maka 10 tahun
lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk.
Jika laju pertumbuhan penduduk
meledak maka akan banyak memakan biaya triliunan rupiah untuk biaya pendidikan
dan pelayanan kesehatan. Sehingga target untuk meningkatkan pendidikan,
kesehatan ibu dan anak, pengurangan angka kemiskinan, dan peningkatan
pendapatan per kapitan sulit direalisasikan.
Dari sisi kebutuhan pangan, setiap
kenaikan jumlah penduduk akan menaikkan pula ketersediaan pangan. Begitu juga
energi, pertumbuhan penduduk
akan menyedot energi
besar, sementara ketersediaan energi makin menipis. Tak terkecuali masalah
papan atau perumahan yang harus disediakan dalam jumlah besar. Masalah ini
tentunya akan berujung pada naiknya tingkat pengangguran, kemiskinan, angka
kriminalitas, dll. Sebenarnya
banyak sebab sehingga masalah ini bisa kian membesar. Faktor utama dari
pertumbuhan penduduk yang tinggi adalah karena tidak ada komitmen pemerintah
untuk membatasi pertumbuhan penduduk. Program Keluarga Berencana (KB) yang pada
periode 1970 sampai akhir 1990-an berhasil mengerem pertumbuhan penduduk, tidak
dilanjutkan. Pemerintah kurang begitu
peduli pada pertumbuhan penduduk.
Sekarang
generasi baru yang tidak mengenal program KB, tak sedikit yang memiliki empat atau lima anak. Bahkan,
ada yang mengkampanyekan secara terselubung agar memiliki anak banyak, terkait
dengan pepatah jaman dahulu bahwa ”banyak anak banyak rejeki” yang tentunya
sudah tidak sesuai dengan saat sekarang
ini. Tak heran kalau kondisi saat ini dalam beberapa kasus kembali ke tahun
1960-an, yakni memiliki anak di atas lima orang. Kurangnya sosialisasi dari
pemerintah dan lembaga terkait dan minimnya penyuluhan adalah penyebab masalah
ini terus berlanjut dan kian tidak terkendali.
Sebenarnya banyak cara untuk mengatasi masalah
ini. seperti transmigrasi, kembali menggalakkan program Keluarga Berencana
(KB), meningkatkan standar pendidikan
bangsa, serta melakukan pengawasan-pengawasan terkait masalah ini. Pemerintah
harus tanggap terhadap masalah ini. Masalah kependudukan tak boleh diremehkan.
Pertumbuhan penduduk penting, tetapi dibatasi. Kita perlu sadar bahwa daya
dukung sumber daya alam terbatas, sehingga jika jumlah penduduk tidak
terkendali akan menjadi problem besar di masa depan. Prinsipnya. Pertumbuhan
harus dibatasi, dan setiap lapisan masyarakat harus bekerja sama untuk
mengatasi masalah ini.
Karena dengan
pertumbuhan yang terkendali akan mempermudah pemerintah mewujudkan masyarakat
yang berkualitas dan sejahtera.
- Hubungan Kuantitas Dan Kualitas Penduduk Dengan Kesejahteraan Hidup Manusia.
1. Kuantitas
Penduduk
Masalah
kependudukan Indonesia dalam hal kuantitas adalah masalah kependudukan dalam
hal jumlah.
A.
Jumlah Penduduk
Indonesia
merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar (mencapai 201,242 juta berdasarkan sensus
penduduk tahun 2000). Sebenarnya,
jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Akan
tetapi, hal tersebut dapat terjadi jika sumber daya manusia yang ada merupakan
sumber daya manusia yang berkualitas; namun jika sumber daya manusia yang
berkualitas tersebut jumlahnya terbatas, maka banyaknya jumlah penduduk
merupakan kendala dalam melaksanakan pembangunan. Hal ini dikarenakan tingginya
tingkat ketergantungan dari manusia yang tidak produktif terhadap manusia yang
produktif. Saat ini, besarnya jumlah penduduk Indonesia menempati urutan
pertama di antara negara-negara ASEAN, menempati urutan ke tiga di Benua Asia
setelah RRC dan India, serta menempati urutan ke empat dunia setelah RRC,
India, dan Amerika Serikat.
1)
Dampak
a.
Meningkatnya kebutuhan
akan berbagai fasilitas sosial
b.
Meningkatnya persaingan
dalam dunia kerja sehingga mempersempit lapangan dan peluang kerja
c.
Meningkatnya angka
pengangguran (bagi mereka yang tidak mampu bersaing)
d.
Meningkatnya angka
kriminalitas
2)
Upaya Penanggulangan
a.
Mencanangkan program
Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional, dengan cara memperkenalkan
tujuan-tujuan program KB melalui jalur pendidikan, mengenalkan alat-alat
kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan menepis anggapan yang salah tentang
anak.
b.
Menetapkan
Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta menetapkan tentang
batas usia nikah.
c.
Membatasi pemberian
tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya sampai anak kedua.
B.
Pertumbuhan Penduduk
Indonesia mengalami laju pertumbuhan penduduk. Juni
2008 tercatat penduduk Indonesia berjumlah 237,5 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk di kisaran 1,2 atau 1,3%. Oleh karena itu, sangat penting
bagi Indonesia untuk membenahi fasilitas publiknya. Diperkirakan penduduk
Indonesia akan berjumlah 337 juta jiwa di tahun 2050. Laju pertumbuhan penduduk
seperti ini diperkirakan akan menyebabkan daya dukung lingkungan tidak
seimbang.
1)
Dampak
Permasalahan kependudukan yang ditimbulkan dari pertumbuhan penduduk memiliki kesamaan dengan permasalahan yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk.
Permasalahan kependudukan yang ditimbulkan dari pertumbuhan penduduk memiliki kesamaan dengan permasalahan yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk.
2)
Upaya Penanggulangan
a.
Meningkatkan pelayanan
kesehatan dan kemudahan dalam mewujudkan
Keluarga Berencana.
b.
Mempermudah dan
meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk segera
menikah dapat dihambat.
c.
Meningkatkan wajib
belajar pendidikan dasar bagi masyarakat.
C.
Persebaran/kepadatan
Penduduk
Persebaran
penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau kepadatan penduduk Indonesia
yang tidak merata. Sekitar 60% penduduk
Indonesia tinggal di Pulau Jawa yang hanya
memiliki luas ± 6,9% dari luas wilayah daratan Indonesia. Secara umum, tingkat
kepadatan penduduk atau population density dapat diartikan sebagai perbandingan
banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah atau wilayah yang ditempati berdasarkan
satuan luas tertentu. Informasi kepadatan penduduk tiap daerah perlu diketahui
untuk mengetahui ada tidaknya gejala kelebihan penduduk (overpopulation), untuk
mengetahui pusat-pusat aglomerasi penduduk, serta untuk mengetahui penyebaran
dan pusat-pusat kegiatan ekonomi maupun budaya. Informasi-informasi tersebut
pada akhirnya akan digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan di tiap-tiap
daerah.
1)
Dampak
a.
Munculnya
kawasan-kawasan kumuh kota dengan rumah-rumah yang tidak layak huni.
b.
Sulitnya persaingan di
dunia kerja, sehingga menyebabkan merebaknya sektor-sektor informal, seperti
pedagang kaki lima, pengamen, dan sebagainya yang terkadang keberadaannya dapat
mengganggu ketertiban.
c.
Turunnya kualitas
lingkungan.
d.
Terganggunya stabilitas
keamanan.
2)
Upaya Penanggulangan
a.
Melaksanakan program
transmigrasi.
b.
Melaksanakan program
pemerataan pembangunan dengan cara mendistribusikan perusahaan atau industri di
pinggir kota (dekat kawasan pedesaan) di pulau-pulau selain Pulau Jawa.
c.
Melengkapi sarana dan
prasarana sosial masyarakat hingga ke pelosok desa, sehingga pelayanan
kebutuhan sosial ekonomi masyarakat desa dapat dipenuhi sendiri dan dapat
mencegah atau mengurangi arus urbanisasi.
2. Kualitas
Penduduk
Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kualitas
adalah masalah kependudukan dalam hal mutu kehidupan dan kemampuan sumber daya
manusianya.
a. Masalah
Pendidikan
Pendidikan
merupakan salah satu indikator kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat
pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia
yang dimiliki. Secara umum, tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih
tergolong relatif rendah. Akan tetapi, tingkat pendidikan masyarakat tersebut
senantiasa diupayakan untuk selalu ditingkatkan dari tahun ke tahun.
1) Dampak
Rendahnya tingkat pendidikan penduduk akan berdampak pada kemampuan penduduk tersebut dalam memahami dan menghadapi kemajuan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Penduduk yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah memahami dan beradaptasi dalam menghadapi perkembangan zaman, sehingga mereka akan lebih produktif dan inovatif.
Rendahnya tingkat pendidikan penduduk akan berdampak pada kemampuan penduduk tersebut dalam memahami dan menghadapi kemajuan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Penduduk yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah memahami dan beradaptasi dalam menghadapi perkembangan zaman, sehingga mereka akan lebih produktif dan inovatif.
2) Upaya
Penanggulangan
a. Menggalakkan
program wajib belajar 9 tahun.
b. Mendorong
kesadaran masyarakat yang mampu atau badan-badan usaha untuk menjadi orang tua
asuh bagi anak-anak kurang mampu.
c. Menyediakan
beasiswa bagi siswa berprestasi, khususnya bagi siswa berprestasi yang kurang
mampu.
d. Membuka
jalur-jalur pendidikan alternatif atau nonformal (seperti kursus-kursus
keterampilan) sehingga dapat memperkaya kemampuan atau kualitas seseorang.
e. Meningkatkan
kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana belajar mengajar hingga ke pelosok
daerah.
f. Pengembangan
sistem pendidikan nasional saat ini telah dipertegas dalam Undang-Undang No 2
Tahun 1989, sehingga diharapkan mampu mempertegas arah pembangunan yang
dilakukan pemerintah dalam upaya mencerdaskan bangsa.
b. Masalah
Kesehatan
1) Angka
kematian bayi
Angka kematian
bayi di Indonesia masih relatif tinggi, meskipun terus menurun dari tahun ke
tahun. Pada tahun 1971, angka kematian bayi mencapai 218 tiap 1.000 kelahiran,
akan tetapi pada tahun 1990, angka kematian bayi telah menurun menjadi 8 tiap
1.000 kelahiran. Menurunnya angka kematian bayi ini didukung oleh meningkatnya
derajat kesehatan dan gizi ibu. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap angka
kematian ibu melahirkan yang cenderung menurun dari tahun ke tahun.
2) Tingkat
ketercukupan gizi masyarakat
Tingkat
ketercukupan gizi masyarakat juga mulai meningkat. Saat ini, pemerintah melalui
Departemen Kesehatan menetapkan standar ketercukupan gizi, yaitu 2.400
kalori/hari/kepala keluarga. Artinya, suatu keluarga dikatakan sejahtera jika
mampu memenuhi angka ketercukupan kalori tersebut.
3) Angka
harapan hidup
Angka harapan
hidup adalah perkiraan rata-rata umur yang dapat dicapai penduduk suatu negara.
Angka ini di Indonesia cenderung mengalami peningkatan, dari 45 tahun pada tahun 1971
menjadi 65 tahun pada tahun 2000.
·
Dampak Masalah
Kesehatan
Rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat akan memunculkan serangkaian dampak yang
berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia. Generasi yang tidak
ketercukupan gizi tentu akan memiliki kondisi fisik dan psikis yang kurang bila
dibandingkan dengan generasi yang terpenuhi gizinya. Kondisi ini tentu sangat
berpengaruh pada pola pikir, ketahanan belajar, dan kreatifitasnya.
·
Upaya Penanggulangan
a. Menjalin
kerja sama dengan badan kesehatan dunia (WHO) dalam mengadakan program
kesehatan, misalnya pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional, standarisasi obat dan
makanan, serta peningkatan gizi masyarakat.
b. Melaksanakan
program peningkatan kualitas lingkungan, baik dengan kemampuan sendiri ataupun
melalui kerja sama dengan luar negeri (misalnya dengan menjalin kerja sama
dengan badan pembangunan dunia/UNDP). Salah satu contoh program peningkatan
kualitas lingkungan yang telah dan masih dilakukan adalah Kampoong Improvement
Programme (KIP).
c. Menggiatkan
program pemerataan kesehatan dengan cara melengkapi sarana dan prasarana
kesehatan yang meliputi tenaga medis, obat-obatan, dan alat-alat penunjang
medis lainnya hingga ke pelosok desa.
d. Menghimbau
penggunaan dan penyediaan obat-obat generik bermutu sehingga dapat terjangkau
oleh masyarakat.
e. Meningkatkan
pelayanan kesehatan masyarakat, misalnya melalui program asuransi kesehatan
keluarga miskin (Askeskin) untuk keluarga miskin (prasejahtera).
c. Rendahnya
Pendapatan Perkapita
Pendapatan
perkapita adalah banyaknya pendapatan kotor nasional dalam satu tahun dibagi
jumlah penduduk. Pendapatan perkapita mencerminkan tingkat kemakmuran suatu
negara.
1) Dampak
Rendahnya pendapatan perkapita akan berdampak pada kelangsungan pelaksanaan pembangunan suatu negara. Beberapa rencana pembangunan akan sulit diwujudkan karena pemerintah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membiayai pelaksanaan pembangunan. Akibatnya keadaan negara menjadi statis, tidak berkembang karena tidak mengalami kemajuan.
Rendahnya pendapatan perkapita akan berdampak pada kelangsungan pelaksanaan pembangunan suatu negara. Beberapa rencana pembangunan akan sulit diwujudkan karena pemerintah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membiayai pelaksanaan pembangunan. Akibatnya keadaan negara menjadi statis, tidak berkembang karena tidak mengalami kemajuan.
2) Upaya
Penanggulangan
a. Subsidi
keluarga miskin melalui berbagai program sosial.
b. Memberi
keringanan biaya pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat kurang mampu.
c. Meningkatkan
standar upah buruh atau upah minimum kota.
d. Memberikan
modal atau pinjaman lunak dan pelatihan kepada para pengusaha mikro dan
pengusaha kecil agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang.
e. Melaksanakan
pembangunan sarana dan prasarana sosial, misalnya penyediaan air bersih, WC
umum, perbaikan lingkungan, ataupun sarana sanitasi lainnya.
- Problematika Pembangunan Lingkungan Sosial Budaya dan Lingkungan Alam Pada Masyarakat yang Beradab
David L.Sill menyatakan bahwa problema
lingkungan itu ada 5 :
1. Prejude (purbasangka)
2. Peace (perdamaian)
3. Population (penduduk)
4. Poverty (kemiskinan)
5. Pollution (pencemaran)
Persoalan
purbasangka sering membuat lingkungan tidak aman dan nyaman karena dapat
menimbulkan sikap iri, kecemburuan sosial, memperlemah solidaritas, dan tentu
menimbulkan pikiran negative yang dapat mendorong perilaku destruktif. Sikap
prejude ini akan mendorong pula tindakan anarki dan dapat menimbulkan
peperangan, baik antara kelompok masyarakat maupun bangsa, sehingga hilangnya
perdamaian (peace). Persoalan sosial ini lebih diperparah tatkala daya dukung
ruang dan jasa tidak sebanding dengan jumlah dan pertumbuhan penduduk, oleh
karena itu persoalan kependudukan (population) baik dalam kuantitas, kualitas,
penyebaran, dan pertumbuhannya selalu menjadi perhatian negara kita, karena
setiap penambahan jumlah penduduk membutuhkan daya dukung lingkungan,
membutuhkan kesempatan kerja dan usaha, membutuhkan peningkatan layanan pendidikan
dan kesehatan dan sebagainya. Sementara ruang tidak bertambah, bahkan lahan
produksi (khususnya pertanian) tergusur untuk kepentingan sarana lain yang
dibutuhkan untuk kepentingan penduduk itu sendiri.
Ketika
daya dukung lingkungan (ruang dan jasa) tidak sepadan dengan laju pertambahan
penduduk, maka akibatnya akan menimbulkan kemiskinan. Persoalan kemiskinan baik
structural, karena kekurangan faktor sikap individu, sering merupakan siklus
(benang kusut) yang menghadirkan dan mewariskan kemiskinan berikutnya, dan
jawaban terakhir dari pertanyaan mengapa seseorang miskin karena orang itu
miskin. Masyarakat yang miskin, karena penduduknya padat yang hidup dalam
ketegangan sosial akibat prejudice warganya, diperparah dengan lingkungan yang
kumuh, udara yang pengap, suara yang bising, airnya kotor melengkapi problema
sosial dan budaya. Dan kondisi seperti itu merupakan potret kehidupan di
kota-kota (pinggiran kota) besar di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.
MIT
Project Team yang menyatakan problema lingkungan sosial tersendiri dari: 1)
penduduk; 2) produksi pertanian; 3) sumber-sumber alam; 4) produksi industry;
5) polusi.
Ada beberapa teori yang berbeda untuk memulai dari mana menyelesaikan problema sosial tersebut, teori-teori tersebut :
Ada beberapa teori yang berbeda untuk memulai dari mana menyelesaikan problema sosial tersebut, teori-teori tersebut :
1.
Teori Modernisasi
Menganggap kualitas hidup manusia ditentukan karakter mental
psikologis dan sosial budayanya sendiri.
2.
Teori Human Capital (pengembangan SDM)
Memandang bahwa lingkungan sosial tergantung penguasaan
iptek warga masyarakat di samping mental, psikologis, dan sosial budaya.
3.
Teori Dependency (ketergantungan)
Mengatakan bahwa keterbelakangan disebabkan eksploitasi
pihak luar, oleh karena itu lingkungan sosial harus dilakukan atas dasar
kemampuan sendiri.
4.
Teori Determinisme Geografi
Memandang bahwa kondisi lingkungan geografis menetukan corak
dan kualitas hidup masyarakat.
Problematika yang
timbul :
1.
Masalah erosi dan
banjir
Erosi
merupakan gejala alamiah dan sering kali disebut sebagai erosi geologi.
Peristiwa ini terjadi secara perlahan terutama terjadi pada batuan media air di
sungai yang menikis dasar dan tepi sungai.
2.
Pencemaran lingkungan
a. Pencemaran
tanah
Sampah-sampah industri pertanian
yang menggunakan pupuk buatan dapat menyebabkan pencemaran tanah.
b. Pencemaran
air
Bahan-bahan pencemar dapat
tercampur dengan air dalam banyak cara, secara langsung dan tidak langsung. Misalkan melalui pembuangan limbah
pabrik, terkena pestisida, herbisida, dan insektisida yang digunakan manusia
dalam pertanian dan sebagainya.
c. Pencemaran
udara
Terjadi saat komponen udara berada
dalam jumlah diatas ambang normal dan membahayakan lingkungan, hal tersebut bisa diperoleh dari
beragam aktivitas manusia baik sehari-hari ataupun dalam produksi dan
penggunaan kendaraan bermotor.
d. Pencemaran
suara
Kebisingan yang terjadi di kota-kota besar
sebagian akibat dari berbagai jenis suara yang dikeluarkan mesin-mesin atau
kendaraan-kendaraan yang jumlahnya semakin meningkat secara tidak terkontrol.
Hal tersebut dapat berbahaya bagi manusia karena bisa mengakibatkan ketulian,
kebutaan dan depresi.
Upaya Masyarakat yang Beradab Untuk Mengatasi Masalah
Pembangunan Lingkungan
Usaha-usaha
pelestarian dan pembangunan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita
sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya
merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama
antara pemerintah dengan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah
mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi
aparat pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan
hidup. Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut, antara
lain meliputi hal-hal berikut ini :
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Surat Keputusan Menteri
Perindustrian Nomor 148/11/SK/4/1985 tentang Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya
di Perusahaan Industri.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia
Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
4. Pembentukan Badan Pengendalian
Lingkungan Hidup pada tahun 1991.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan
berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara
bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan
lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan
berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992.
Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
1. Gagasan kebutuhan, khususnya
kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
2. Gagasan keterbatasan, yaitu
keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang
maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan
Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Menjamin pemerataan dan keadilan.
2. Menghargai keanekaragaman hayati.
3. Menggunakan pendekatan integratif.
4. Menggunakan pandangan jangka
panjang.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan
masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar,
lahan miring/perbukitan)
Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara
menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi)
terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang
posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu
menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Upaya yang dapat dilakukan untuk
menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1. Menggalakkan penanaman pohon atau
pun tanaman hias di sekitar kita.
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2. Mengupayakan pengurangan emisi atau
pembuangan gas sisa pembakaran
Pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
Pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
3. Mengurangi atau bahkan menghindari
pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Upaya yang
dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1. Reboisasi atau penanaman kembali
hutan yang gundul.
2. Melarang pembabatan hutan secara
sewenang-wenang.
3. Menerapkan sistem tebang pilih dalam
menebang pohon.
4. Menerapkan sistem tebang-tanam dalam
kegiatan penebangan hutan.
5. Menerapkan sanksi yang berat bagi
mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti
halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota
laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir
pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan
manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang
mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar
pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.
e. Pelestarian flora dan fauna
Upaya yang
dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
1. Mendirikan cagar alam dan suaka
margasatwa.
2. Melarang kegiatan perburuan liar.
3. Menggalakkan kegiatan penghijauan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia
tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Lingkungan bersifat mendukung atau
menyokong kehidupan manusia. Dengan kemampuan yang dimilikinya, manusia tidak
hanya dapat menyesuaikan diri. Manusia juga dapat memanfaatkan potensi
lingkungan untuk lebih mengembangkan kualitas kehidupannya. Manusia
mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya sehingga tercipta teknologi
yang memudahkan kehidupan manusia. Namun ternyata perkembangan teknologi tesebut
menimbulkan dampak negatif yang harus diminimalisirkan agar bumi ini masih dapat
diwariskan untuk anak cucu kita kelak.
Pertumbuhan
penduduk merupakan bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah
atau negara dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan penduduk ini akan
mempengaruhi lingkungan alam maupun sosial budaya, semakin padat penduduk pada
suatu daerah semakin beragam kebudayaan yang timbul dan semakin banyak tempat
tinggal yang dibutuhkan yang akan berakibat sempitnya lapangan pekerjaan.
Pertumbuhan penduduk di Negara kita masih termasuk tinggi, jika dibandingkan
dengan Negara lainnya. Untuk itu pemerintah mencanangkan program KB (Keluarga
Berencana) untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.
B.
Saran
Manusia perlu
mengambil kebijakan-kebijakan terhadap lingkungan sebagai usaha untuk
memperoleh efisiensi pemanfaatan sumber alam dan lingkungan. Kita sebagai
manusia wajib menyadari bahwa kita saling terkait dengan lingkungan yang
mengitari kita.
Kemampuan
kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan kita
sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang
dapat membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Amsyari, Fuad. 1981. Prinsip-prinsip
Masalah Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Honolulu, Hawaii. 1973. Antologi Esei Ilmu-ilmu Budaya Dasar. Padang: IKIP Padang.
Munir, Rozy dan Tjiptoherijanto, Prijono. 1981. Penduduk dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Bina Aksara.
Honolulu, Hawaii. 1973. Antologi Esei Ilmu-ilmu Budaya Dasar. Padang: IKIP Padang.
Munir, Rozy dan Tjiptoherijanto, Prijono. 1981. Penduduk dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Bina Aksara.
M. Setiadi, Elly.2006. Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Salim, Emil. 1985. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
Salim, Emil. 1985. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
http://ardy07.blogspot.com/2010/10/
pertumbuhan-penduduk-dan-masalahnya.html. (di unduh pada, 20 November
2012, jam 16.30).
http://affansani.blogspot.com/2011/01/masalah-demografi-di-indonesia.html.
(di unduh pada, 20 November 2012, jam 16.35).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar