LAPORAN BACAAN :
Berbakti Kepada Ibu Bapak
(Ahmad Isa Asyur,2001)
Laporan
ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan
kelulusan
dalam mata kuliah
Pendidikan
Akhlak dan Budi Pekerti
oleh
MARDHATILLAH
NIM : 1200983/2012
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS
JURUSAN
BAHASA DAN SASTRA INGGRIS
FAKULTAS
BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2013
Berbakti Kepada Ibu Bapak
(Oleh
Ahmad Isa Asyur,2001)
A. Mukaddimah
Ø Latar
belakang masalah
Agama Islam
sangat memperhatikan, menghargai, dan menghormati hak-hak orangtua, anak-anak
dan kerabat yang dekat, sehingga menekankan kepada umatnya untuk mengamalkan
dengan baik. Hak yang sangat penting diantara sekian banyak hak itu ialah hak
orang tua, karena dengan perantara mereka kita hadir di dunia, mengasuh,
mendidik dan membesarkan hingga kita menjadi manusia yang berguna. Oleh sebab
itu kita wajib menyayangi, menghormati dan membahagiakan keduanya, serta
mendo’akan kebahagiaannya di dunia dan di akhirat, seperti yang diperintahkan
dinul islam.
Allah Swt
memberikan karunia kepada keduanya dengan adanya buah hati dari cinta mereka,
buah hati yang merupakan amanah yang dititipkanNya. Kedua orang tua
berkewajiban mendidik, mengasuh dan melindungi sang permata hati, dan
mengantarkannya untuk menjadi manusia yang berguna.
Kita sebagai
anak harus berbakti kepada keduanya. Ibu dengan bersusah payah mengandung, melahirkan,
menyusui anaknya, bangun di saat anaknya terjaga dalam tidurnya, dan memberikan
kasih sayang kepada anaknya. Ayah dengan bercucuran keringat mencari nafkah
untuk istri dan anaknya, bekerja banting tulang untuk menghidupi keluarganya.
Apakah pantas kita sebagai anak durhaka kepada keduanya? Pantaskah kita sebagai
anak membiarkan keduanya hidup susah di akhir hayatnya tanpa ada yang
memelihara dan menyantuni keduanya, meski keduanya tak mengharapkan balasan
kebaikan?
Ø Tujuan
Penulisan
v Memberikan
penjelasan tentang keutamaan berbakti kepada ibu bapak
v Memberikan
penjelasan tentang kewajiban anak terhadap ibu bapak.
v Memberikan
penjelasan tentang kewajiban ibu bapak terhadap anaknya.
v Untuk
memenuhi salah satu persyaratan kelulusan dalam mata kuliah Pendidikan Akhlak
dan Budi Pekerti.
Pendahuluan
Judul : Berbakti Kepada Ibu Bapak
Judul : Berbakti Kepada Ibu Bapak
Penulis :
Ahmad Isa Asyur Penerjemah : H. Salim Basyarahil
Penyunting : Hijriyah
Penata
Letak : Joko Trimulyanto
Desain
Sampul : Edo Abdullah Tebal Buku : 88 halaman
Penerbit : Gema Insani
Ø Isi
Berbakti kepada ibu-bapak termasuk
perbuatan yang diutamakan.
Abdullah bin Mas’ud ra. berkata: Saya bertanya pada Rasulullah saw.: Apakah Amal perbuatan yang paling utama? Nabi: Berbakti pada kedua ayah bunda. Saya bertanya, kemudian apalagi? Jawabnya: Jihad (berjuang dalam jalan Allah). (HR. Bukhari, Muslim)
Abdullah bin Mas’ud ra. berkata: Saya bertanya pada Rasulullah saw.: Apakah Amal perbuatan yang paling utama? Nabi: Berbakti pada kedua ayah bunda. Saya bertanya, kemudian apalagi? Jawabnya: Jihad (berjuang dalam jalan Allah). (HR. Bukhari, Muslim)
Allah Swt sangat
besar perhatiannya terhadap hak kedua orang tua, sehingga Dia mengkaitkan bakti
dan berbuat baik kepada keduanya dengan ibadah dan tauhid kepadaNya., seperti
Firman Allah yang artinya ”Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukanNya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada ibu bapakmu”
(An-nisa’:36).
Berbakti dan berbuat baik kepada orangtua, mengasihi, menyayangi, mendo’akan, ta’at dan patuh terhadap apa yang mereka perintahkan, melakukan hal-hal yang mereka sukai dalam hal kebaikan dan meninggalkan sesuatu yang tidak mereka sukai dalam hal kejahatan adalah kewajiban yang harus dilaksanakan si anak, kesemuanya ini disebut “birrul walidain”.
Birrul walidain adalah hak-hak orang tua yang harus dilaksanakan oleh si anak, sesuai dengan perintah islam, sepanjang kedua orangtua tidak memerintahkan atau menganjurkan kepada anak-anaknya untuk melakukan hal-hal yang dibenci Allah Swt.
Perintah yang menyimpang dari aturanNya, anjuran yang bertentangan dengan syari’atNya, tak patut dipatuhu sang anak, meski diperintah oleh kedua orangtuanya. Orangtua yang berani menghalalkan yang haram, dan mengharamkan sesuatu yang halal, berarti telah menyimpang dari ajaran islam dan sang anak diperbolehkan untuk melawan perintahnya. Didalam suatu hadist dikatakan: ”Tidak sah ta’at dan patuh kepada makhluk dalam maksiat kepada Allah”. Dengan landasan ini kita dapat mengerti bahwa ta’at dan patuh kepada orangtua dalam hal kebaikan, adalah salah satu kewajiban utama dalam taqarrub kepada Allah, dan durhaka kepada keduanya merupakan salah satu dosa besar.
Berbakti dan berbuat baik kepada orangtua, mengasihi, menyayangi, mendo’akan, ta’at dan patuh terhadap apa yang mereka perintahkan, melakukan hal-hal yang mereka sukai dalam hal kebaikan dan meninggalkan sesuatu yang tidak mereka sukai dalam hal kejahatan adalah kewajiban yang harus dilaksanakan si anak, kesemuanya ini disebut “birrul walidain”.
Birrul walidain adalah hak-hak orang tua yang harus dilaksanakan oleh si anak, sesuai dengan perintah islam, sepanjang kedua orangtua tidak memerintahkan atau menganjurkan kepada anak-anaknya untuk melakukan hal-hal yang dibenci Allah Swt.
Perintah yang menyimpang dari aturanNya, anjuran yang bertentangan dengan syari’atNya, tak patut dipatuhu sang anak, meski diperintah oleh kedua orangtuanya. Orangtua yang berani menghalalkan yang haram, dan mengharamkan sesuatu yang halal, berarti telah menyimpang dari ajaran islam dan sang anak diperbolehkan untuk melawan perintahnya. Didalam suatu hadist dikatakan: ”Tidak sah ta’at dan patuh kepada makhluk dalam maksiat kepada Allah”. Dengan landasan ini kita dapat mengerti bahwa ta’at dan patuh kepada orangtua dalam hal kebaikan, adalah salah satu kewajiban utama dalam taqarrub kepada Allah, dan durhaka kepada keduanya merupakan salah satu dosa besar.
Hubungan yang
baik dan harmonis itu harus lebih diutamakan terhadap ibu bapak yang telah
bersusah payah memelihara dan mendidik permata hatinya. Terhadap orang lain,
kita harus menjaga agar hubungan itu tetap erat, apalagi terhadap orang tua
yang semakin renta dan tua.
Besar dan tulusnya kasih sayang dan
pengorbanan ayah dan ibu tidak dapat diukur oleh sesuatu apapun, seperti yang
digambarkan Rasulullah Saw dengan sabdanya: “Anak-anak tidak mungkin bisa
membalas kepadanya, kecuali kalau ia menemukan ayahnya sebagai budak lalu ia
beli dan membebaskan (memerdekakannya)”. (HR muslim dan Abu Daud).
Suatu ketika
seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw: ”Siapakah yang paling baik saya
jadikan sahabat dalam kehidupan ini? “Rasululallah Saw menjawab dengan singkat
“ibumu”. Orang itu bertanya lagi: ”kemudian siapa ya Rasulullah?”. Beliau
menjawab lagi “Ibumu”. Dengan penasaran dan tidak puas orang itu bertanya lagi:
Kemudian dengan siapa ya rasulullah? Rasulullah Saw menjawab lagi dengan tegas:
“Ibumu”. Orang itu masih bertanya lagi, Kemudian siapa lagi: “Kemudian siapa
lagi ya Rasulullah?” rasul menjawab: kemudian dengan ayahmu. (H.R. Al-Bukhari
dan Muslim).
Abdullah
bin Mas’ud ra berkata : “Saya pernah bertanya kepada Rasul saw: Perbuatan apa
yang paling disenangi oleh Allah swt?” dalam riwayat lain dikatakan:”perbuatan
apa yang paling utama?” maka nabi saw bersabda:”Berbakti kepada Ibu Bapak”.
Lalu aku kembali bertanya:”Kemudian apalagi ya Rasulullah?” Beliau
menjawab,:”Jihad fi sabilillah” (R.Bukhari, Muslim, at turmuzi, an nasal dll).
Rasulullah
saw bersabda,”Siapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dilimpahkan rejekinya ,
hendaklah ia berbakti kepada kedua ibu bapaknya dan memelihara silaturrahmi”.
(H.R. Ahmad).
Berbakti
kepada ibu-bapak, penebus dosa besar.
Ibnu Umar berkata: Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad Saw dan berkata: “Saya telah melakukan suatu dosa besar, apakah mungkin dosa itu diampuni?” Rasul bertanya:”Apakah kedua ibu-bapakmu masih hidup?” Lelaki itu dengan sedih menjawab:”Keduanya telah meninggal dunia”. Rasulullah bertanya lagi: “Apakah kau punya saudara ibu?” “Ya, punya”, jawab lelaki itu. Maka kembali Rasul bersabda: “Baktikanlah dirimu kepadanya”. (HR. At Turmudzi, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
Ibnu Umar berkata: Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad Saw dan berkata: “Saya telah melakukan suatu dosa besar, apakah mungkin dosa itu diampuni?” Rasul bertanya:”Apakah kedua ibu-bapakmu masih hidup?” Lelaki itu dengan sedih menjawab:”Keduanya telah meninggal dunia”. Rasulullah bertanya lagi: “Apakah kau punya saudara ibu?” “Ya, punya”, jawab lelaki itu. Maka kembali Rasul bersabda: “Baktikanlah dirimu kepadanya”. (HR. At Turmudzi, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
Dipanjangkan usianya dan dilimpahkan
rezekinya. “Siapa
yang ingin dipanjangkan usianya dan dilimpahkan rejekinya, hendaklah ia
berbakti kepada kedua ibu-bapaknya dan memelihara silaturahmi”. (HR. Ahmad)
Keridhaan Allah dalam keridhaan
ibu-bapak “Siapa
yang membuat kedua ibu-bapaknya senang dan ridha, maka ia telah membuat Allah
senang dan ridha padanya. Dan barangsiapa membuat marah orang tuanya, maka
berarti ia telah membuat murka Allah.” (HR. Ibnu Najjar)
Doa
seorang hamba mustajab karena baktinya kepada ibu-bapak
Ø Ikhtisar
Berbakti dan
berbuat baik kepada orangtua, mengasihi, menyayangi, mendo’akan, ta’at dan
patuh terhadap apa yang mereka perintahkan, melakukan hal-hal yang mereka sukai
dalam hal kebaikan dan meninggalkan sesuatu yang tidak mereka sukai dalam hal
kejahatan adalah kewajiban yang harus dilaksanakan si anak, kesemuanya ini
disebut “birrul walidain”.
Allah Swt
memerintahkan untuk memelihara hubungan silaturrahmi, baik kepada para kerabat,
tetangga atau kenalan dari kedua orangtua yang telah meniggal. Hubungan itu
harus dipertahankan agar tetap baik, serasi dan harmonis, dan perbuatan yang
akan merusak dan memutuskan hubungan silaturrahmi itu harus dihindari.
Hubungan yang
baik dan harmonis itu harus lebih diutamakan terhadap ibu bapak yang telah
bersusah payah memelihara dan mendidik permata hatinya. Terhadap orang lain,
kita harus menjaga agar hubungan itu tetap erat, apalagi terhadap orang tua
yang semakin renta dan tua.
C. Khatimah
Buku
ini sangat bagus dan perlu di baca oleh setiap muslim. Isinya penuh dengan
penjelasan tentang berbakti kepada kedua orangtua, di perkuat pula dengan ayat
alquran dan hadist nabi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar