LAPORAN BACAAN :
BEROBAT
DENGAN SEDEKAH
(Muhammad Albani,2007)
oleh
MARDHATILLAH
NIM : 1200983/2012
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS
JURUSAN
BAHASA DAN SASTRA INGGRIS
FAKULTAS
BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2013
Berobat
Dengan Sedekah
(Oleh Mishri
Al-mahmud,2007)
A. Mukaddimah
Ø Latar
belakang masalah
Ketika sakit,
seringkali kita hanya terpaku pada pengobatan-pengobatan medis untuk
menyembuhkan penyakit yang kita derita. Bahkan kebanyakan manusia akan berputus
asa ketika mengetahui penyakit yang dideritanya tidak bisa disembuhkan secara
medis. Padahal sudah jelas disebutkan dalam sebuah hadis dalam Musnad Ahmad
bahwa Allah tidak menciptakan suatu penyakit kecuali juga menciptakan obatnya.
Mungkin sebagian dari kita akan bertanya-tanya, lalu pengobatan seperti apa
yang bisa menyembuhkan penyakit di luar pengobatan medis? Ya, jawaban untuk
pertanyaan tersebut bisa kita dapat dalam makalah ini.
Ø Tujuan
Penulisan
v Agar
pembaca mengetahui pengobatan ilahiyah dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit
dengan sangat menakjubkan.
v Memaparkan
bagaimana sikap kita ketika menghadapi berbagai macam penyakit yang menghampiri
kita.
v Agar
pembaca mengetahui bagaimana kiat untuk menggugah hati agar gemar mengeluarkan
sedekah.
v Untuk
memenuhi salah satu persyaratan kelulusan dalam mata kuliah Pendidikan Akhlak
dan Budi Pekerti.
B.
Isi Laporan
Ø Pendahuluan
Judul : Berobat Dengan
Sedekah
Penulis :
Muhammad Albani
Editor :
Abu Salma
Tebal Buku : 144 halaman
Penerbit : Insan Kamil
Ø Isi
Sedekah
bisa menjadi obat bagi penyakit Anda! Rasulullah bersabda : “Obatilah orang
yang sakit di antara kalian dengan sedekah.”(HR. Baihaqi)
فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَ مَالِهِ وَ نَفْسِهِ وَ وَلَدِهِ وَ جَارِهِ يُكَفِّرُهَا الصِّيَامُ وَالصَّلاَةُ وَالصَّدَقَةُ وَاْلأَمْرُ بِالْمَعْرُوْفِ وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ
“Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak, dan tetangganya bisa dihapus dengan puasa, shalat, sedekah, dan amar makruf nahi munkar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bisul di Wajahnya Sirna
Disebutkan
di dalam kitab Shahihut Targhib wat Tarhib 964 M, dari Imam Baihaqi v, bahwa ia
berkata, “Ada kisah Syaikh Hakim Abi ‘Abdillah v, bahwa ia memiliki bisul di
wajah dan telah diobati dengan berbagai macam obat, tapi tak kunjung sembuh
juga. Sudah hampir satu tahun lamanya bisul tersebut menghinggapi wajahnya.
Kemudian ia meminta kepada Ustadz Imam Abu ‘Utsman Ash-Shobuni untuk
mendoakannya di majelis beliau pada hari Jumat. Beliau pun mendoakannya dan
diamini oleh banyak orang. Pada hari Jumat berikutnya ada seorang wanita yang
menyampaikan selembar surat yang mengatakan bahwa sesampainya di rumah, ia
kemudian bersungguh-sungguh dalam mendoakan Hakim Abu ‘Abdillah pada malam
harinya. Lalu dalam tidurnya, ia bermimpi bertemu dengan Rasulullah yang seakan-akan bersabda kepadanya, “Katakan
kepada Abu ‘Abdillah agar melapangkan air bagi kaum muslimin.” Kemudian aku
membawa surat tersebut kepada Hakim. Lalu Hakim memerintahkan agar membuat
galian di depan pintu rumahnya. Setelah galian tersebut selesai dikerjakan,
beliau memerintahkan agar memenuhi galian tersebut dengan air dan kerikil.
Orang-orang pun mulai mengambil air tersebut untuk minum. Tidak sampai satu
pekan, tanda-tanda kesembuhan telah nampak pada Abu ‘Abdillah. Maka wajahnya
telah kembali tampan seperti sedia kala. Setelah peristiwa itu beliau masih
hidup selama beberapa tahun.
Galilah Sumur, dan Sakitmu Akan Sembuh
Di
dalam Siyar A’lamin Nubala’ 8/407 disebutkan bahwa ada seorang laki-laki yang
bertanya kepada ‘Abdullah bin Mubarak v tentang luka bernanah (bisul) yang
keluar dari lututnya sejak tujuh tahun yang lalu. Ia telah mengobatinya dengan
berbagai macam obat dan banyak bertanya kepada para dokter, tetapi belum sembuh
juga. Maka beliau pun menjawab, “Pulanglah, lalu galilah sumur di tempat orang-orang
yang membutuhkan air. Sesungguhnya aku berharap akan keluar mata air di sana,
dan darahmu akan berhenti.” Lelaki itu pun melaksanakan perintah Ibnul Mubarok,
maka ia pun sembuh.
Penyakit Kanker Sembuh Dengan Sedekah
Disebutkan
bahwa ada seorang laki-laki yang mengidap penyakit kanker. Ia sudah berkeliling
dunia untuk mencari obat, namun ia belum mendapatkannya. Maka, ia pun
bersedekah kepada ibu anak yatim, sehingga Allah memberikan kesembuhan
kepadanya.
Sembuh Karena Berinfak kepada Anak Yatim
Sembuh Karena Berinfak kepada Anak Yatim
Ada
seorang wanita yang tinggal di Arab Saudi bercerita, “Aku menderita penyakit
kanker beberapa tahun, dan aku yakin maut telah mendekat. Aku menginfakkan
penghasilanku dari menjadi tukang bordir kepada anak-anak yatim. Setiap harta
yang aku infakkan kepada mereka, maka Allah membalasku dengan berlipat ganda,
dan akhirnya Dia memberikan kesembuhan dari penyakitku, karena disebabkan infakku
kepada anak-anak yatim.”
Wanita Mandul Itu Bisa Hamil
Wanita Mandul Itu Bisa Hamil
Ada
seorang wanita yang mendapat cobaan dengan kemandulan, ia tak dikaruniai anak.
Para dokter telah berputus asa dari kemungkinan ia bisa hamil, dan bahwa
penyakit itu memang tidak ada obatnya. Maka, Allah Ta’ala memberikan taufik
kepadanya agar ia bersedekah kepada seorang wanita fakir. Sesudah ia bersedekah
kepada wanita itu, ia meminta kepadanya agar mendoakan dirinya dikaruniai anak
shalih. Setelah berlalu tiga bulan, wanita itu pun mengandung dua anak kembar!!
Penglihatannya Kembali Normal Seperti Sedia Kala
Seorang
anak kecil bermain bersama saudaranya, tangannya membawa pisau. Tiba-tiba saja,
ia memukulkan pisau tersebut ke mata saudarinya. Dengan cepat saudarinya
tersebut dilarikan ke rumah sakit. Kemudian ia dipindahkan ke Riyadh. Setelah
diperiksa dan dirongent, tim dokter memutuskan bahwa harapan kornea matanya bisa
kembali normal amat tipis, sehingga sangat mustahil ia bisa melihat kembali
seperti sedia kala. Suatu hari sang ibu yang menemani anak perempuannya (yang
sedang sakit) tersebut teringat tentang keutamaan sedekah. Maka, ia meminta
kepada suaminya agar membawakan batangan emas yang dimilikinya, di mana ia
tidak memiliki kekayaan selain barang tersebut. Ia ingin mensedekahkannya,
meski sebenarnya secara materi ia juga kekurangan. Ia berdoa kepada Allah
seraya berucap, “Wahai Robbku, Engkau tahu bahwa aku tidak memiliki harta
selain barang itu, maka jadikanlah sedekahku ini sebagai sarana kesembuhan anak
putriku ini.”
Keesokan harinya dokter datang untuk kembali memeriksa anak tersebut, ternyata perkataan dokter tetap seperti kemarin, anaknya tidak ada harapan sembuh. Beberapa hari kemudian, datang dokter lain dan memeriksanya, ia berpikir dan memperhatikan dengan cermat. Tiba-tiba saja, dokter itu menginstruksikan untuk mengadakan operasi. Ternyata operasi itu berhasil, semata-mata karena karunia Allah. Al-hamdulillah, akhirnya sang anak perempuan itu bisa kembali ke rumahnya dengan selamat, tanpa ada sedikit pun bekas luka di wajahnya, dan penglihatannya kembali normal seperti sedia kala.
Keesokan harinya dokter datang untuk kembali memeriksa anak tersebut, ternyata perkataan dokter tetap seperti kemarin, anaknya tidak ada harapan sembuh. Beberapa hari kemudian, datang dokter lain dan memeriksanya, ia berpikir dan memperhatikan dengan cermat. Tiba-tiba saja, dokter itu menginstruksikan untuk mengadakan operasi. Ternyata operasi itu berhasil, semata-mata karena karunia Allah. Al-hamdulillah, akhirnya sang anak perempuan itu bisa kembali ke rumahnya dengan selamat, tanpa ada sedikit pun bekas luka di wajahnya, dan penglihatannya kembali normal seperti sedia kala.
Putrinya Sembuh Lantaran Sedekah
Ada
sebuah kisah yang disampaikan oleh Syaikh Sulaiman Al-Mufarraj –-semoga Allah
memberinya taufik–, bahwa seseorang telah bercerita kepada Syaikh perihal kisah
ajaib yang dialaminya, ia mengatakan, “Aku memiliki anak perempuan yang masih
kecil, yang terkena penyakit di tenggorokannya. Aku telah pergi bersamanya ke
beberapa rumah sakit dan telah membeberkan jenis penyakit yang dialami anakku
kepada banyak dokter, namun semuanya tidak bermanfaat. Sakitnya menjadi semakin
bandel. Aku hampir saja ikut sakit lantaran memikirkan sakit anakku, yang
menjadikan semua anggota keluarga tak bisa tidur. Kami telah menempuh
langkah-langkah untuk meringankan sakitnya, hingga akhirnya kami merasa putus
asa dari semua itu, kecuali dari rahmat Allah Ta’ala. Sampai suatu ketika
datanglah secercah harapan dan terbukalah pintu solusi. Ada seorang yang shalih
menghubungiku dan mengingatkanku akan hadits Nabi:
دَوُّوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ
دَوُّوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ
“Obatilah orang yang sakit di
antara kalian dengan sedekah.” (HR. Thabrani dan Baihaqi).
Aku berkata kepadanya, “Sungguh, aku telah banyak bersedekah.” Ia kembali berkata, “Bersedekahlah saat ini dengan niat agar putrimu mendapatkan kesembuhan.” Akhirnya, aku pun bersedekah dengan dilandasi kerendahan hati kepada salah seorang fakir, namun segala sesuatunya tak ada perubahan. Aku menginformasikan hal ini kepada orang shalih itu, dan ia berkata, “Anda termasuk orang yang memiliki banyak harta. Hendaklah sedekahmu seukuran dengan hartamu.”
Aku berkata kepadanya, “Sungguh, aku telah banyak bersedekah.” Ia kembali berkata, “Bersedekahlah saat ini dengan niat agar putrimu mendapatkan kesembuhan.” Akhirnya, aku pun bersedekah dengan dilandasi kerendahan hati kepada salah seorang fakir, namun segala sesuatunya tak ada perubahan. Aku menginformasikan hal ini kepada orang shalih itu, dan ia berkata, “Anda termasuk orang yang memiliki banyak harta. Hendaklah sedekahmu seukuran dengan hartamu.”
Aku
pun pergi untuk kedua kalinya, dan mobilku kupenuhi dengan beras, ayam dan
barang yang baik-baik dalam jumlah yang besar, lalu kubagikan kepada
orang-orang yang membutuhkan. Mereka pun bergembira dengan sedekahku. Dan
subhanallah, tiba-tiba putriku menjadi sembuh total, alhamdulillah.
Aku
yakin bahwa sedekah merupakan faktor penyebab kesembuhan yang terbesar.
Sekarang, berkat anugerah Allah, putriku selama tiga tahun ini tidak pernah
terkena penyakit apa pun. Sejak itulah aku memperbanyak sedekahku, khususnya
pada waktu-waktu yang baik. Dan, aku setiap hari merasakan kenikmatan,
keberkahan dan kesehatan dalam hal harta dan keluargaku. Aku pun menasihati
setiap orang yang sakit agar bersedekah dengan harta yang paling berharga yang
ia miliki. Hendaknya ia ulangi sedekahnya itu, niscaya Allah Ta’ala pasti akan
menyembuhkannya. Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
berbuat baik.”
Emas yang Disedekahkan Membawa Kesembuhan Anaknya
Seorang
pemuda masuk ke rumah sakit karena penyakit parah yang dideritanya -–semoga
Allah memberikan keselamatan dan kesehatan kepada kita dan menyembuhkan kaum
muslimin yang sedang sakit-–. Setelah diperiksa, tim dokter menetapkan bahwa
harapannya untuk sembuh sangat tipis. Dokter berkata kepada sang ibu yang
menemaninya, “Penuhilah keinginan-keinginannya, sepertinya ia tidak mempunyai
harapan sembuh lagi, namun Allahlah yang paling mengetahui.”
Sang
ibu sangat terpukul dengan informasi tersebut. Ia teringat dengan belahan
hatinya, ia khawatir jangan-jangan harus berpisah dengannya selama-lamanya.
Maka, ia pun menjual semua emas yang dimilikinya, kemudian mensedekahkan
seluruh uang hasil penjualannya. Beberapa hari kemudian, dokter memberitahukan
kepada sang ibu bahwa anaknya ada harapan untuk sembuh, dan keadaannya membaik
sedikit demi sedikit. Akhirnya beberapa hari kemudian, keluarlah pemuda itu
dari rumah sakit dalam keadaan sehat wal afiat. Semuanya memuji kepada Allah
atas kesembuhan dan kasih sayang-Nya.
Terkena ‘Ain, Sembuh Dengan Sedekah
Terkena ‘Ain, Sembuh Dengan Sedekah
Syaikh
Sulaiman Al-Mufarraj mengatakan bahwa ada seseorang bercerita kepadanya, orang
itu berkata, “Saudaraku pergi ke suatu tempat, lalu berhenti di salah satu
jalan. Tatkala sampai di tempat itu, ia tidak mengeluhkan apa pun, namun
tiba-tiba ia jatuh pingsan, seperti terkena tembakan senapan di kepalanya. Kami
memprediksi bahwa ia terkena penyakit ‘ain atau mengidap penyakit tumor atau
terjadi pembekuan pada pembuluh darah di otak.
Kami segera pergi ke beberapa rumah sakit dan klinik pengobatan, lalu ia diperiksa dan dirontgen. Hasil pemeriksaan mengatakan bahwa kepalanya sehat, namun ia terus mengeluhkan rasa sakit di saat akan tidur, sehingga ia sering memilih untuk tidak tidur. Namun, di saat yang lain ia merasa sehat.
Kami segera pergi ke beberapa rumah sakit dan klinik pengobatan, lalu ia diperiksa dan dirontgen. Hasil pemeriksaan mengatakan bahwa kepalanya sehat, namun ia terus mengeluhkan rasa sakit di saat akan tidur, sehingga ia sering memilih untuk tidak tidur. Namun, di saat yang lain ia merasa sehat.
Apabila
sakitnya kambuh, ia tak mampu bernafas dan berbicara. Syaikh Sulaiman pun
berkata, “Apakah Anda memiliki harta yang bisa kami sedekahkan untukmu, semoga
Allah menyembuhkanmu!” Ia menjawab, “Ya. Saya memiliki harta kira-kira
jumlahnya 7.000 riyal.” Maka, sang Syaikh segera menghubungi seorang yang
shalih yang mengetahui keadaan orang-orang miskin, untuk membagi-bagikan
sedekah itu kepada mereka.
Orang itu berkata, “Aku bersumpah demi Allah yang Maha Agung, bahwa saudaraku itu sembuh dari sakitnya pada hari yang sama sebelum harta itu sampai ke tangan orang-orang miskin!! Dan, aku benar-benar tahu bahwa sedekah memang memiliki pengaruh yang besar dalam pengobatan berbagai penyakit.”
Orang itu berkata, “Aku bersumpah demi Allah yang Maha Agung, bahwa saudaraku itu sembuh dari sakitnya pada hari yang sama sebelum harta itu sampai ke tangan orang-orang miskin!! Dan, aku benar-benar tahu bahwa sedekah memang memiliki pengaruh yang besar dalam pengobatan berbagai penyakit.”
Penyakit Demam Tak Berdaya Melawan Sedekah
Syaikh
Sulaiman Al-Mufarraj mengatakan bahwa kisah ini diceritakan oleh pelakunya
sendiri, orang itu berkata kepada Syaikh, “Anakku mengeluhkan penyakit demam
dan panas, serta ia tak mau makan. Aku pun pergi bersamanya ke beberapa klinik
pengobatan, namun panasnya tak kunjung turun dan keadaannya semakin memburuk.
Aku
masuk ke dalam rumah disertai perasaan gelisah, tidak tahu apa yang harus aku
perbuat. Isteriku berkata kepadaku, “Hendaklah kita bersedekah untuknya.” Aku
pun segera menghubungi via telepon seseorang yang memiliki jalinan hubungan
dengan orang-orang miskin, aku berkata kepadanya, “Aku berharap Anda mau shalat
‘Ashar di masjid, dan mau mengambil dari tempatku 20 kantong beras dan 20 boks
ayam, lalu hendaklah Anda membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan.”
Aku
bersumpah demi Allah, tidak sampai lima menit sesudah aku menutup gagang
telepon, tiba-tiba anakku telah berlari-lari, bermain-main, berlompatan di atas
sofa, dan makan-makan hingga kenyang, serta ia telah sembuh total berkat
karunia Allah dan selanjutnya berkat keutamaan sedekah. Dan, aku berpesan
kepada orang banyak agar memberikan perhatian kepada sedekah, saat terkena
berbagai penyakit.”
Sedekah Mengobati Penyakit Jiwa
Sedekah Mengobati Penyakit Jiwa
Ada
seorang wanita yang menderita penyakit jiwa yang parah. Salah seorang
kerabatnya bangkit dan segera bersedekah dengan meniatkan kesembuhan untuknya
kepada seorang yang shalih namun fakir yang menanggung beban hidup dua
keluarga, dan ia meminta agar orang shalih itu mendoakan saudaranya. Maka,
Allah pun menyelamatkan wanita itu dari bala’, dan sedekah itu menjadi penyebab
kesembuhannya.
Saudara yang bersedekah itu mengatakan, “Demi Allah, tidak ada seorang pun dari keluargaku yang tahu tentang sedekahku. Sesungguhnya aku ingin menjadikan sedekah itu ikhlas untuk menggapai keridhaan Allah Ta’ala.” Segala puji bagi Allah, yang telah menyembuhkan kerabatnya dari penyakit jiwa yang dideritanya.
Saudara yang bersedekah itu mengatakan, “Demi Allah, tidak ada seorang pun dari keluargaku yang tahu tentang sedekahku. Sesungguhnya aku ingin menjadikan sedekah itu ikhlas untuk menggapai keridhaan Allah Ta’ala.” Segala puji bagi Allah, yang telah menyembuhkan kerabatnya dari penyakit jiwa yang dideritanya.
Sakitnya Hilang Tanpa Bekas
Ada
seorang wanita yang mengalami gagal ginjal -–kita memohon kepada Allah, semoga
Dia memberikan keselamatan, kesehatan, dan kesembuhan bagi kaum muslimin yang
sakit–. Ia sudah berulang kali memeriksakan dan mengobatkan sakit yang
dideritanya tersebut. Akhirnya, ia mencari-cari sekiranya ada orang yang mau
merelakan ginjalnya untuk disumbangkan kepada dirinya, ia siap membayar dengan
uang sejumlah 20.000 riyal.
Tersebarlah berita tersebut di kalangan orang-orang ketika itu, hingga ada salah seorang wanita yang mendengar kabar tersebut yang akhirnya langsung menuju ke rumah sakit untuk mendonorkan ginjalnya. Ia menyetujui seluruh ketentuan-ketentuan yang diajukan kepadanya sebelum menjalani operasi. Di hari yang telah ditentukan, perempuan yang sakit tersebut menemui sang pendonor, ternyata ia sedang menangis. Karena heran melihat keadaannya, ia pun bertanya, “Apakah Anda merasa terpaksa dan keberatan dengan operasi yang akan Anda jalani?” Wanita pendonor itu berkata, “Sebenarnya tidak ada yang mendorongku untuk mendonorkan ginjalku selain kemiskinan yang menimpa diriku dan karena aku sangat membutuhkan uang.”
Tersebarlah berita tersebut di kalangan orang-orang ketika itu, hingga ada salah seorang wanita yang mendengar kabar tersebut yang akhirnya langsung menuju ke rumah sakit untuk mendonorkan ginjalnya. Ia menyetujui seluruh ketentuan-ketentuan yang diajukan kepadanya sebelum menjalani operasi. Di hari yang telah ditentukan, perempuan yang sakit tersebut menemui sang pendonor, ternyata ia sedang menangis. Karena heran melihat keadaannya, ia pun bertanya, “Apakah Anda merasa terpaksa dan keberatan dengan operasi yang akan Anda jalani?” Wanita pendonor itu berkata, “Sebenarnya tidak ada yang mendorongku untuk mendonorkan ginjalku selain kemiskinan yang menimpa diriku dan karena aku sangat membutuhkan uang.”
Wanita
pendonor itu kembali menangis tersedu-sedu, maka wanita yang sedang sakit itu
menenangkannya dengan mengatakan, “Silahkan engkau ambil uang ini, dan aku
tidak menghendaki sesuatu pun darimu…”. Beberapa hari kemudian perempuan yang
sakit tersebut kembali ke rumah sakit. Ketika tim dokter memeriksa penyakitnya,
begitu terkejutnya mereka, karena tidak mendapati sedikit pun bekas sakit pada
dirinya. Al-hamdulillah, ternyata Allah l telah menyembuhkannya.
Sudah Masuk Ruang ICU, Mendadak Sembuh
Ada
seorang wanita masuk ruang ICU (unit gawat darurat) karena penyakit parah yang
dideritanya. Beberapa muhsinin (orang-orang yang suka berbuat kebaikan)
mengetahui keadaannya, maka mereka pun menyembelih seekor unta dan meniatkan
pahalanya untuk si wanita tersebut. Setelah itu, mereka mensedekahkan daging
unta tersebut kepada para keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhannya dengan
mengharap pahala dari Allah l. Beberapa hari kemudian, akhirnya Allah
memberikan kesembuhan kepada wanita tersebut. Hanya bagi Allohlah segala pujian
dan karunia.
Sedekah Menolak Gangguan Sihir
Dikisahkan,
ada beberapa wanita yang berbincang-bincang tentang keajaiban sedekah. Dan,
belum selesai para wanita itu membicarakan tentang keutamaan sedekah, tiba-tiba
salah seorang wanita yang ada di antara mereka –-yang sedang terkena sihir–
melepas kalungnya yang mahal harganya. Kalung itu kemudian ia berikan kepada
salah seorang temannya agar dijual dan uangnya diberikan kepada para keluarga
miskin.
Ketika
temannya tersebut pergi ke tempat penjual emas dan sang penjual ingin
menimbangnya, maka sang penjual mengeluarkan mata batu yang terletak di tengah
kalung tersebut. Sang penjual begitu terheran-heran dan kebingungan dengan apa
yang dilihatnya. Karena ia menyaksikan ada buhul sihir di dalam mata batu
kalung itu. Sang penjual kemudian mengeluarkannya, dan alhamdulillah, akhirnya
sembuhlah perempuan pemilik kalung tersebut dari penyakit yang selama ini
dideritanya.
Suami Bersedekah Emas, Isterinya Sembuh Seketika
Seorang
dokter menelepon suami seorang wanita yang sedang terbaring sakit di sebuah
rumah sakit. Dokter itu memberitahukan bahwa istrinya sedang mengalami masa
kritis, dan dari tinjaun medis harapan untuk sembuh sangatlah tipis. Sang suami
sangat terpukul dengan berita tersebut. Maka ia segera bergegas mengeluarkan
sedekah berupa emas milik istrinya. Setelah itu, ia pergi ke rumah sakit.
Beberapa saat kemudian, sang dokter memberitahukan kepadanya bahwa beberapa
saat yang lalu (yakni saat bersamaan waktu sang suami bersedekah), nampak
tanda-tanda membaik dan kesembuhan pada diri sang istri. Kemudian ia
dipindahkan dari ruang ICU ke kamar perawatan biasa. Beberapa hari kemudian, ia
telah keluar dari rumah sakit tersebut. Segala puji bagi Allah, Pemilik
Keutamaan dan Kebaikan.
Gigi Gerahamnya Sembuh Total
Seorang
juru dakwah wanita yang terkenal bercerita, “Aku berada di Al-Haram sejak
beberapa tahun yang lalu. Suatu ketika gigi gerahamku sakit, yang aku agak
terlambat dalam mengobatinya. Aku bahagia dengan keberadaanku di Al-Haram dan
aku ingin menyibukkan diri dengan Al-Quran. Akan tetapi, jikalau penyakit itu
terus terjadi, maka aku akan pergi ke dokter dan aku akan meluangkan waktuku.
Terlintas
dalam benakku sebuah pikiran untuk menolak penyakit ini dengan sedekah.
Akhirnya, aku pun bersedekah kepada seorang anak perempuan di Al-Haram. Demi
Allah, hanya dalam waktu singkat, penyakitku menjadi sembuh. Dan sejak itu
hingga waktu ini, aku tidak lagi membutuhkan dokter untuk mengobati penyakitku
ini, karena penyakit itu tidak pernah lagi menyerangku.
Diprediksi Mati, Allah Menyelamatkannya Dengan Sekedah
Syaikh
‘Abdul Hadi Badlah, Imam Masjid Jami’ur Ridhwan di Halab Syiria, pernah
bercerita, “Di awal pernikahanku, Allah telah menganugerahkan kepadaku anak
yang pertama. Kami sangat bergembira dengan anugerah ini. Akan tetapi, Allah berkehendak menimpakan penyakit yang keras
kepada anakku. Pengobatan seakan tak berdaya untuk menyembuhkannya, keadaan
sang anak semakin memburuk, dan keadaan kami pun menjadi buruk karena sangat
bersedih memikirkan keadaan buah hati kami dan cahaya mata kami. Kalian tentu tahu, apakah artinya anak bagi
kedua orang tuanya, terutama ia adalah anak yang pertama!! Perasaan buruk itu menyeruak
di dalam hati, karena kami merasa tak berdaya memberikan pengobatan bagi
penderitaan anak kami!!
Sehatnya
kita memang merupakan perintah Allah dan ketentuan-Nya, namun kita memang harus
mengambil langkah-langkah pengobatan dan tidak meninggalkan kesempatan atau
sarana apa pun untuk mengobatinya.
Seorang
yang baik menunjukkan kepada kami adanya seorang dokter yang berpengalaman dan
terkenal, maka aku pun pergi bersama anakku kepadanya. Anakku mengeluhkam demam
yang sangat tinggi, dan dokter itu berkata kepada kami, “Apabila panas anak
Anda tidak turun malam ini, maka ia akan meninggal esok hari!!”
Aku kembali bersama sang anak dengan kegelisahan yang memuncak. Sakit menyerang hatiku, hingga kelopak mataku tak mampu terpejam tidur. Aku pun mengerjakan shalat, lalu pergi dengan wajah muram durja meninggalkan isteriku yang menangis sedih di dekat kepala anakku.
Aku terus berjalan di jalanan, dan tidak tahu apa yang harus aku perbuat untuk anakku!! Tiba-tiba aku teringat dengan sedekah, dan ingat dengan hadits Rasulullah , tatkala beliau bersabda, “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” Namun, siapa yang akan aku temui di waktu malam seperti ini. Aku bisa saja mengetuk pintu seseorang dan bersedekah kepadanya, tapi apa yang akan ia katakan kepadaku jika aku melakukan hal itu?
Tatkala aku berada dalam kondisi bimbang seperti itu, tiba-tiba ada seekor kucing lapar yang mengeong di kegelapan malam. Aku menjadi ingat dengan sabda Rasulullah tatkala ditanya oleh seorang sahabat, “Apakah berbuat baik kepada binatang bagi kami ada pahalanya?” Beliau menjawab, “Di dalam setiap apa yang bernyawa ada pahalanya” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). Aku pun segera masuk ke rumahku, mengambil sepotong daging, dan memberi makan kucing itu.
Aku kembali bersama sang anak dengan kegelisahan yang memuncak. Sakit menyerang hatiku, hingga kelopak mataku tak mampu terpejam tidur. Aku pun mengerjakan shalat, lalu pergi dengan wajah muram durja meninggalkan isteriku yang menangis sedih di dekat kepala anakku.
Aku terus berjalan di jalanan, dan tidak tahu apa yang harus aku perbuat untuk anakku!! Tiba-tiba aku teringat dengan sedekah, dan ingat dengan hadits Rasulullah , tatkala beliau bersabda, “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” Namun, siapa yang akan aku temui di waktu malam seperti ini. Aku bisa saja mengetuk pintu seseorang dan bersedekah kepadanya, tapi apa yang akan ia katakan kepadaku jika aku melakukan hal itu?
Tatkala aku berada dalam kondisi bimbang seperti itu, tiba-tiba ada seekor kucing lapar yang mengeong di kegelapan malam. Aku menjadi ingat dengan sabda Rasulullah tatkala ditanya oleh seorang sahabat, “Apakah berbuat baik kepada binatang bagi kami ada pahalanya?” Beliau menjawab, “Di dalam setiap apa yang bernyawa ada pahalanya” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). Aku pun segera masuk ke rumahku, mengambil sepotong daging, dan memberi makan kucing itu.
Aku
menutup pintu belakang rumahku, dan suara pintu itu bercampur dengan suara
istriku yang bertanya, “Apakah engkau telah kembali kepadaku dengan cepat?” Aku
pun bergegas menuju ke arahnya. Dan, aku mendapatkan wajah isteriku telah
berubah, dari permukaan wajahnya telah menyiratkan kegembiraan!
Ia
berkata, “Sesudah engkau pergi, aku tertidur sebentar masih dalam keadaan
duduk. Maka, aku melihat sebuah pemandangan yang menakjubkan!!”
Dalam
tidurku, aku melihat diriku mendekap anakku. Tiba-tiba ada seekor burung hitam
yang besar dari langit yang terbang hendak menyambar anak kita, untuk
mengambilnya dariku. Aku menjadi sangat ketakutan, dan tidak tahu apa yang
harus aku perbuat? Tiba-tiba muncul kepadaku seekor kucing yang menyerang
secara dahsyat burung itu, dan keduanya pun saling bertempur. Aku tidak melihat
kucing itu lebih kuat daripada burung itu, karena si burung badannya gemuk.
Namun akhirnya, burung elang itu pun pergi menjauh. Aku terbangun mendengar
suaramu ketika datang tadi.
Syaikh
‘Abdul Hadi berkata, “Aku tersenyum dan merasa gembira dengan kebaikan ini.
Melihat aku tersenyum, isteriku menatap ke arahku dengan terheran-heran.”
Aku berkata kepadanya, “Semoga semuanya menjadi baik.”
Aku berkata kepadanya, “Semoga semuanya menjadi baik.”
Kami
bergegas mendekati anak kami. Kami tak tahu siapa yang sampai terlebih dulu,
tatkala penyakit demam itu sirna dan sang anak mulai membuka matanya. Dan, pada
pagi hari berikutnya, sang anak telah bermain-main bersama anak-anak yang lain
di desa ini, alhamdulillah.
Sesudah Syaikh menyebutkan kisah menakjubkan ini, anak tadi yang telah menjadi pemuda berumur 17 tahun, serta telah sempurna menghafalkan Al-Quran dan menekuni ilmu syar’i–, ia menyampaikan nasihat yang mendalam kepada kaum muslimin di masjid orang tuanya, Masjid Ar-Ridhwan di Halb, di salah satu malam dari sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Sesudah Syaikh menyebutkan kisah menakjubkan ini, anak tadi yang telah menjadi pemuda berumur 17 tahun, serta telah sempurna menghafalkan Al-Quran dan menekuni ilmu syar’i–, ia menyampaikan nasihat yang mendalam kepada kaum muslimin di masjid orang tuanya, Masjid Ar-Ridhwan di Halb, di salah satu malam dari sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Ø Ikhtisar
Sehatnya kita
memang merupakan perintah Allah dan ketentuan-Nya, namun kita memang harus
mengambil langkah-langkah pengobatan dan tidak meninggalkan kesempatan atau
sarana apa pun untuk mengobatinya. Disebutkan dalam sebuah hadis dalam Musnad
Ahmad bahwa Allah tidak menciptakan suatu penyakit kecuali juga menciptakan
obatnya.
Rasulullah bersabda : “Obatilah
orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.”(HR. Baihaqi)
Bersedekah itu perintah Allah kepada kita yang sedikitnya ada 43 kali
diabadikan dalam Al Qur’an, dengan penekanan yang berbeda-beda. Demikian pula
dalam hadist rasulullah SAW perintah sedekah menegaskan betapa pentingnya
kedudukan sedekah didalam Islam.
Harta yang disedekahi akan semakin subur dan berkembang. “Allah memusnahkan
riba dan menyuburkan sedekah.” (Al Baqarah ayat 276).
C. Khatimah
Buku
ini sangat menarik, selain isinya yang bisa membuat lidah pembaca serasa tidak
akan pernah berhenti untuk mengungkapkan pujian kepada Allah SWT, dalam
penulisannya, penulis juga memaparkannya dengan bahasa yang mudah dimengerti
disertai dengan kisah-kisah dan bukti hasil peneletian yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar